PENDUDUK DAN PERMASALAHANNYA
Pertumbuhan penduduk merupakan fenomena besar
dinegara-negara berkembang dan menimbulakan berbagai masalah seperti
pengangguran, beban tanggungan penduduk usia kerja, maupun migrasi
besar-besaran ke kota.
Paruh
kedua abad ke-20 yaitu tahun 1950-2000, telah menjadi saksi dari apa yang bisa
disebut sebagai ledakan penduduk. Pada paru pertama, 1900-1950, populasi
penduduk dunia diperkirakan telah tumbuh dari 1,6 menjadi 2,5 miliyar, akan
tetapi menjelang tahun 2000 di perkirakan melebihi 6 milyar. Dengan demikian
dalam satu abad ini telah menjadi kenaikan hampir empat kali lipat dalam
populasi manusia.
Faktor utama kenaikan yang sangat cepat ini adalah
pertumbuhan populasi yang tinggi di negara-negara berkembang sejak tahun
1950-an, yang berpuncak pada hampir 2,5 persen per tahun di sekitar tahun 1970,
kemudian menurun secara perlahan pada tahun-tahun berikutnya. (Tabel 11-1).
Tingkat kelahiran yang tinggi pasca perang dunia II di negara-negara industri
juga menyumbang, akan tetapi pertumbuhan populasi tahunan di negara-negara ini
telah menurun menjadi sekitar 0,6 persen per tahun menjelang tahun 1990 dan
tampaknya menurun lagi pada tahun-tahun berikutnya.
Tabel
11-1 Ukuran dan tingkat populasi dunia, 1950-2025
Dunia
|
Negara maju
|
Negara berkembang
|
||||
Tahun
|
Populasi (juta)
|
Tingkat kenaikan (%)
|
Populasi (juta)
|
Tingkat kenaikan (%)
|
Populasi (juta)
|
Tingkat Kenaikan (%)
|
1950
|
2.516
|
-
|
832
|
-
|
1.684
|
-
|
1960
|
3.019
|
1,84
|
945
|
1,27
|
1.074
|
2,10
|
1970
|
3.693
|
2,03
|
1.047
|
1,01
|
2.646
|
2,47
|
1975
|
4.076
|
1,99
|
1.095
|
0,89
|
2.981
|
2,42
|
1980
|
4.450
|
1,95
|
1.137
|
0,74
|
3.313
|
2,15
|
1985
|
4.837
|
1,68
|
1.174
|
0,65
|
3.663
|
2,03
|
1990
|
5.246
|
1,64
|
1.210
|
0,61
|
4.036
|
1,96
|
1995
|
5.678
|
1,59
|
1.244
|
0,56
|
4.434
|
1,89
|
2000
|
6.122
|
1,52
|
1.277
|
0,52
|
4.845
|
1,79
|
2010
|
6.989
|
1,34
|
1.331
|
0,41
|
5.658
|
1,56
|
2020
|
7.822
|
1,13
|
1.377
|
0,35
|
6.446
|
1,31
|
2025
|
8.206
|
0,96
|
1.396
|
0,29
|
6.809
|
1,10
|
Pertumbuhan populasi global di masa yang akan datang bisa diperkirakan dengan
meliaht susunan kelompok umur populasi, khususnya populasi penduduk berusia
kurang 15 tahun, karena kelompok usia inilah yang akan segera melahirkan
generasi berikutnya. Penduduk berusia dibawah 15 tahun di afrika diperkirakan
berjumlah hampir 45 persen populasi, sementara untuk amerika latin dan asia
selatan angkanya adalah 37 persen. andaikan wanita-wanita
di negara berkembang tersebut bisa mencapai tingkat fertilitas rendah atau
ideal, yaitu setiap ibu hanya melahirkan dua anak (sangat sulit dicapai ibu-ibu
di negara berkembang, biasanya jauh lebih banyak), susunan kelompok umur penduduk
yang tinggi karena jumlah calon ibu yang banyak.
Dari bukti empiris, pertumbuhan populasi disebabkan oleh tingkat kelahiran yang
melebihi tingkat kematian (jika kasusunya sebuah negara, ditambah kelebbihan
imigrasi terhadap emigrasi). Secara global dua parameter ini telah menurun
secara cepat dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi seperti yang dicatat dalam
tabel 11-2, dinegara-negara berkembang tingkat kematian menurun lebih cepat
dari pada tingkat kelahirannya, sementara yang sebaliknya terjadi di
negara-negara maju. Sebagai konsekuensi, sementara pertumbuhan populasi menurun
di berbagai negara maju (hampir nol di Austria, Belgia, German, Hungaria dan
Ingris, dan sudah negatif di Denmark, Swedia, dan Swiss), dinegara-negara
berkembang justru meningkat sampai tahun-tahun 1970-1975.
Tabel 11-2 Tingkat kematian dan kelahiran
kasar (per 1000), dan tingkat harapan hidup, 1960-1965 dan 1980-1985
Tingkat kelahiran kasar
|
Tingkat kematian kasar
|
Harapan hidup
|
||||||||
60-65
|
80-85
|
% perubahan
|
60-65
|
80-85
|
%perubahan
|
60-65
|
80-85
|
%perubahan
|
||
Total dunia
|
35,3
|
27,1
|
-23,2
|
15,4
|
10,5
|
-31,8
|
51,5
|
59,5
|
15,5
|
|
Negara maju
|
20,3
|
15,5
|
-23,6
|
9,0
|
9,6
|
6,7
|
69,7
|
73,1
|
4,9
|
|
Negara berkembang
|
41,9
|
31,0
|
-26,0
|
18,3
|
10,8
|
-41,0
|
47,5
|
57,3
|
20,6
|
|
Afrika
|
48,2
|
45,9
|
-4,8
|
23,2
|
16,6
|
-28,4
|
41,8
|
49,4
|
18,2
|
|
Amerika Latin
|
41,0
|
31,6
|
-22,9
|
12,2
|
8,2
|
-32,8
|
56,6
|
64,2
|
13,4
|
|
Amerika Utara
|
22,8
|
15,9
|
-30,3
|
9,2
|
8,9
|
-3,3
|
70,1
|
74,4
|
6,1
|
|
Asia Timur
|
35,5
|
18,8
|
-47,0
|
15,7
|
6,6
|
-58,8
|
51,0
|
68,4
|
34,1
|
|
Asia Selatan
|
43,2
|
34,1
|
-21,1
|
19,4
|
12,4
|
-36,1
|
45,8
|
54,9
|
19,9
|
|
Eropa
|
18,7
|
13,9
|
-25,7
|
10,2
|
10,9
|
6,8
|
69,7
|
73,1
|
4,9
|
|
Oceania
|
26,7
|
20,7
|
-22,5
|
10,6
|
8,3
|
-21,7
|
63,8
|
67,9
|
6,4
|
|
USSR
|
22,3
|
19,0
|
14,8
|
7,2
|
9,3
|
29,2
|
69,3
|
70,9
|
2,3
|
|
Telah disebutkan bahwa peningkatan populasi yang cepat di negara-negara
berkembang merupakan akibat dari penurunan tajam dalam tingkat kematian tanpa
penurunan yang seimbang dalam tingkat kelahiran. Penurunan dalam tingkat
kematian dihasilkan oleh dua hal, yaitu semakin panjangnya rentang hidup orang
dewasa dan turunya tingkat kematian bayi kurang dari satu tahun. Rentang hidup
usia dewasa tidak mengalami perubahan yang berarti, sehingga penurunan dalam
tingkat kematian diduga lebih diakibatkan oleh turunnya tingkat kematian bayi
tersebut. Kenaikan yang besar dalam harapan hidup bayi ini diperkirakan di
pengaruhi leh hal-hal berikut ini :
1. Perbaikan ekonomi yang
mendasar, meliputi distribusi pangan yang lebih efisien dan teratur yang telah
menghindarkan kelangkaan pangan dan kelaparan, dan nutrisi yang baik. Di
Afrika, tempat dimana tidak berlangsung refolusi hijau, dan kelaparan periodik
terus berlangsung, tingkat kematian bayi tetap tinggi.
2. Adanya
tindakan-tindakan kesehatan publik pasca perang dunia II yang membantu
menurunkan tingkat kematian bayi di negara-negara berkembang. Pemberantasan
malaria dengan semprotan insektisida mempunyai pengaruh yang spektakuler di
berbagai negara di mana malaria merupakan penyakit endemik utama dan mematikan,
terutama bagi anak-anak di srilangka, pemberantasan malaria dengan DDT pada
tahun 1946 diperkirakan menurunkan tingkat kematian dari 20 menjadi 14 daloam
satu tahun. Juga terobosan teknologi sepanjang perang dunia II yang menciptakan
teknologi yang sangat efektif untuk memerangi penyebab-penyebab utama kematian
prematur di negara-negara berkembang. Obat-obatan yang lebih baik juga telah
dikembangkan untuk mengatasi penyakit-penyakit tropis yang lain program
vaksinasi masal terhadap tipus, kolera, dan penyakit kuning.
3. Kenaikan dalam suplai
makanan, baik meningkatnya hasil pertanian di negara berkembang maupun bantuan
di negara-negara industri, termasuk VAO, sebuah badan di bawah naungan PBB.
Penurunan tingkat kematian bayi dan peningkatan rentan hidup penduduk dewasa,
atau penurunan tingkata kematian secara umum, biasa dinyatakan dalam harapan
hidup yang lebih panjang (lihat tabel 11-2). Hal ini pada gilirannya akan
merupakan faktor yang turut menyumbang (setelah satu kurun waktu tertentu) pada
penurunan dalam tingkat kelahiran, karena, seperti yang dicatat oleh Birdsall,
hampir semua studi dari penentu tingkat fertilitas (jumlah rata-rata dari
kelahiran persatu wanita) mengindikasikan bahwa berkurangnya tingkat kematian
bayi akan menyebabkan turunya tingkat kelahiran. Tentu saja ini hanya merupakan
salah satu determinan, tetapi boleh dikatakan yang terbesar, sementara
determinan-determinan yang lain adalah pendidikan wanita dan partisipasi wanita
dalam perkerjaan, jasa perencanaan keluarga, dan pengaruh tingkat ekonomi yang
membaik.
Pertumbuhan di masa datang dari populasi dunia tergantung pada apa yang terjadi
dengan tingkat fertilitas, tingkat kematian, dan tingkat kelahiran. Untuk
menggambarkan hal ini, pertimbangkan contoh sederhana berikut ini. Hipotesiskan
sebuah populasi ideal dengan keadaan di bawah ini.
· Setiap
bayi yang lahir akan hidup sampai umur 50 tahun.
· Wanita
dan pria masing-masing adalah separo dari populasi. Jumlah pria sama dengan
jumlah wanita.
· Pertumbuhan
penduduk nol.
· Jumlah
penduduk dalam kelompok-kelompok usia adalah sama
· Jumlah
wanita dalam setiap kelompok umur sama dengan jumlah pria.
· Karena
masing-masing orang dalam hidupnya 50 tahun maka total populasi dalam satu
tahun tertentu adalah 100n (n boleh diisi sembarangan angka, jika n besar
berarti penduduknya banyak, dan sebaliknya). Karena jumlah wanita dan pria
seimbang, maka dalam setiap kelompok umur, jumlah wanita adalah n.
· Setiap
tahun 2n penduduk tertua meninggal, sehingga perlu digantikan kelahiran 2n
bayi. Kelahiran 2n per 100n (atau 2/100 atau 2 persen) dengan tingkat
fertilitas ini, populasi tidak akan bertambah, tetapi juga tidak akan berkurang
karena setiap yang mati akan diganti.
Jadi supaya populasi tersebut tumbuh nol (dengan harapan
hidup 50 tahun), setiap tahun diperlukan tingkat fertilitas 2 persen.
Perhatikan tingkat fertilitas di beberapa negara berkembang. Jika tingkat
harapan hidupnya 60 tahun, maka jumlah penduduk menjadi 120n (=60x2xn),
sehingga tingkat fertilitas untuk menjaga tingkat pertumbuhan nol menjadi
1,66% (=2/120). Dengan cara yang sama, jika harapan hidup menjadi 70 tahun,
maka tingkat fertilitas yang dibutuhkan menjadi 1,43 (=2/140). Jadi semakin
tinggi harapan hidup sebuah populasi, tingkat fertilitas ideal harus turun
supaya pertumbuhan penduduk berniai nol.
Bagaimana bentuk susunan kelompok umur dalam sebuah populasi yang ideal?
Struktur umur yang ideal akan tercapai jika proposi setiap golongan umur
terhadap total populasi adalah seimbang; dengan kata lain jumlah penduduk dalam
setiap kelompok umur adalah sama atau relatif seimbang. Dengan kondisi tersebut
jumlah yang berusia kurang dari 15 tahun dan diatas 65 tahun (beban tanggungan
bagi penduduk usia produtif. Yang lebih penting lagi, minimalnya jumlah
penduduk dibawah usia 15 tahun akan menjadi syarat perlu bagi pertumbuhan
penduduk yang kecil di masa datang (syarat cukupnya, setiap ibu tidak
melahirkan terlalu banyak, atau idealnya melahirkan dengan tingkat fertilitas
penggantian, atau replacement fertility rate). Di negara-negara
maju struktur penduduk di setiap golongan umur telah mendekati ideal. Sedangkan
kenyataannya adalah 35%, bahkan Afrika lebih parah lagi, yaitu 44%.
Dengan keadaan seperti ini bahkan, jika masing-masing wanita sudah
berhasil melahirkan dengan tingkat fertilitas ideal, jumlah bayi yang lahir
akan tetap banyak karena jumlah calon ibu terlanjur banyak.
Negara-negara maju, seperti Denmark dan Amerika Serikat, dengan tingkat
kelahiran yang rendah, mempunyai lebih banyak penduduk berusia tua dari pada
negara-negara berkembang seperti Kenya, yang mempunyai tingkat kelahiran yang
lebih tinggi. Denmark, dengan populasi hampir stasioner, atau pertumbuhan
mendekati nol, mempunyai jumlah penduduk yang hampir sama dalam setiap kelompok
umur, meruncing secara bertahap pada usia yang lebih tua. Amerika Serikat,
dengan populasi yang konstriktif atau meruncing dan pertumbuhan yang lambat,
mempunyai jumlah penduduk yang sedikit pada usia muda. Kenya, dengan populasi
yang ekspansif atau pertumbuhan tinggi, sebagian besar penduduknya berusia
muda.
Penyebab Pertumbuhan
Penduduk
Pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin lama semakin
pesat. Hal ini membuat pemerintah kewalahan dalam mengatasi pertumbuhan
penduduk yang semakin pesat. Banyak penyebab terjadinya pertumbuhan dan akan
kita bahas satu – satu.
Peningkatan Angka Kelahiran
Data angka kelahiran Badan Pusat Statistik (BPS) di
Indonesia mencatat bahwa tiap tahun, angka kelahiran meningkat rerata 1,49
persen. Sampai dengan akhir 2015,
sebagaimana laman data dari laman BPS.go.id pada Senin (8/6/2015) menunjukkan
angka kelahiran bayi di Indonesia menyentuh angka 4.880.951 orang. Bisa dilihat
betapa produktifnya masyarakat Indonesia dalam menciptakan keturunan.
Umur Panjang
Menarik untuk
menyimak data dari central intelligencye agency milik
amerika serikat (dalam situs http://www.cia.gov tentang the world factbook ) yang menyebutkan bahwa usia harapan hidup orang indonesia rata-rata adalah 70, 76 tahun. Sementara itu biro pusat
statistik saat ini baru memproyeksikan
bahwa pada tahun 2025 nanti harapan
hidup orang indonesia bisa mencapai 73
tahun. Angka kelahiran yang tinggi dan umur yang panjang, tentulah
membuat Indonesia memadat setiap harinya.
3. Penurunan Angka Kematian
Angka kematian di Indonesia sebetulnya masih tinggi, di
Indonesia jumlah kematian anak di bawah usia lima tahun telah berkurang dari
385.000 pada tahun 1990 menjadi 152.000 pada tahun 2012. ” Ini jelas berita
baik,” kata Angela Kearney, Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia.Penurunan angka
kematian terhadap anak anak sangat di usahakan sekali oleh pemerintah.
4. Perpindahan Penduduk
Sebetulnya perpindhan penduduk ini ada bermacam – macam. Ada
Imigrasi, Urbanisasi dll. Imigrasi sebagai contohnya adalah, sebagai negara
berkembang yang memiliki banyak potensi alamnya, Indonesia tentu saja menjadi
tujuan banyak pengusaha asing dari luar negri untuk bisa mengolah kekayaan alam
itu. Entah minyak, emas, dll. Tentu saja
dengan pindahnya mereka ke Indonesia
juga menambah jumlah penduduk di Indonesia. Sedangkan urbanisasi terjadi
karena banyaknya penduduk di luar daerah yang ingin mencari pekerjaan, sehingga
banyak dari mereka menuju ke ibu kota. Untuk urbanisasi sepertinya membuat
penambahan jumlah penduduk di sebagian kota – kota yang berpotensi untuk mereka
bisa mendapatkan pekerjaan, seperti Jakarta.
Dampak Pertumbuhan
Penduduk
Pertumbuhan penduduk yang tinggi sebenarnya bisa memberikan
dampak positif , di antaranya dapat menjadi
unsur penting dalam usaha untuk meningkatkan produksi dan mengembangkan
kegiatan ekonomi dengan ketersediaan tenaga kerja yang melimpah.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi, khusunya yang terjadi di
Indonesia tidak hanya bisa berdampak positif saja, tetapi juga akan menimbulkan
dampak negatif di berbagai bidang yang tentunya akan saling mempengaruhi satu
sama lainnya. Dampak negatif dari pertumbuhan penduduk yang tinggi ini akan
timbul apabila pertumbuhan penduduk yang terjadi tidak diimbangi dengan sarana
dan prasarana yang memadai untuk mendukung keberlangsungan hidup penduduk yang
bersangkutan dalam rangka memperoleh kehidupan dan penghidupan yang makmur dan
sejahtera. Berikut macam – macam dampak negatif dari pertumbuhan penduduk,
yaitu:
angka kemiskinan meningkat
angka penganguran meningkat
lahan tempat tinggal dan bercocok tanam berkurang
semakin banyaknya polusi dan limbah yang berasal dari rumah
tangga,pabrik,perusahaan,industri Peternakan,dan lain-lain
angka kesehatan menurun
ketersedian pangan sulit
angka kecukupan gizi memburuk
muncul wabah penyakit baru
pembangunan di daerah di tuntut banyak
Cara Mengatasi
Pertumbuhan Penduduk
Banyak cara untuk mengatasi pertumbuhan penduduk di
Indonesia. Hanya saja banyak dari program – program tersebut belum
terealisasikan dengan baik. Namun usaha yang sangat gencar dilakukan oleh
pemerintah adalah KB (Keluarga Berencana). Laju tersebut dapat ditekan dengan
merevitalisasi kembali program Keluarga Berencana (KB). Yakni melalui program
kampung KB yang akan diluncurkan di lokasi padat penduduk, seperti perkampungan
nelayan. Melaksanakan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah
anak dalam suatu keluarga secara umum atau missal sehingga dapat mengurangi
jumlah angka kelahiran. Adapun cara – cara lainnya yaitu sebagai berikut:
Menunda masa perkawinan.
Penambahan dan penciptaan lapangan kerja,
Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan.
Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi.
Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan.
Referensi
Komentar
Posting Komentar